Rabu, 08 Mei 2013

Kepribadian Sehat Menurut Carl Ransom Rogers


Assalammulaikum wr.wb

Salam sejahtera untuk para pembaca semua. Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit menjelaskan teori kepribadian dan semoga bermanfaat untuk para pembaca semua. Yaitu teori kepribadian sehat menurut Carl Ransom Rogers (Rogers).

Sehat itu sendiri adalah sesuatu yang bekerja secara normal dan apabila sesuatu yang tidak berjalan dengan normal bisa kemungkinan bahwa itu tidak sehat. Tapi apa sehat menurut Rogers?

Sejarah Carl Ransom Rogers

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago. Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987 karena serangan jantung. Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Tidak banyak teman, lebih suka baca. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide - ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.

Padangan sehat menurut Carl Ransom Rogers

Menurut Rogers kepribadian sehat adalah orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudan, misalnya toilet ranning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogrs lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang aan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yag akan terjadi sekarang bukan apa yang akan terjadipada waktu itu.


  • Organisme

            Yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar. Totalitas pengalaman, baik yang disadari maupun tidak disadari membangun medan fenomenal. Medan fenomenal seseorang tidak diketahui oleh orang lain, kecuali melalui inferensi empatik, itu pun tidak pernah diketahui secara sempurna. Hal ini menunjukan bahwa perilaku itu bukan fungsi ( pengaruh ) dari realitas eksternal, ataupun stimulus lingkungan, tetapi realitas subjektif atau medan subjektif atau medan fennomnal.

Pengertian organisme mencakup 3 hal :

  1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang lengkap ddengan fungsi fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secra potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri dan di dunia eksternal.
  2. Realitas subjektif : organisme meanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan/membentuk tingkah laku.
  3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubhan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan mengktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.


  • Medan Fenomenal

Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal
Pengalaman yang disimbolkan (symbolized)à pengalaman disadari
Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi  (denied or distorted)à pengalaman disadari
Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored)à pengalaman tidak disadari.
“The more experiences are available to consciousness, the more a person can convey a total picture of his/her PF”. Kita dapat memahami medan fenomenal orang lain dengan berusaha melihat dari sudut pandang mereka (internal frame of reference)
Teori kepribadian Rogers (1969) menyatakan bahwa Kita memiliki dorongan/ innate drive (self actualising tendency) untuk menjadi apa yang kita inginkan (ideal self), suatu konsep yang sebagian besar ditentukan melalui pengalaman kita terhadap dunia dan orang lain. Manusia pada dasarnya positif dan merupakan makhluk social. Arah dari setiap perilaku manusia pada dasarnya adalah mencapai aktualisasi diri. Manusia kadangkala irasional, tidak sosial, destruktif pada saat neurotik dan tidak berfungsi penuh sebagai manusia.


  • Struktur Kepribadian
Self
Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar atas diri sendiri.
Sifat self:
Ú  Berkembang dari interaksi dengan lingkungan
Ú  Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self
Ú  Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman
Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar.
Self atau self concept à konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal.

Ú  Real self & ideal self sesuai congruency
Ú  Real self & ideal self tidak sesuai incongruency

Ideal Self adalah Konsep diri yang individu inginkan untuk dimiliki. Meliputi,persepsi dan arti yang secara potensial berhubungan dengan self dan diberi nilai lebih oleh individu.

Incongruence terjadi jika terdapat pertentangan antara self yang dirasakan dengan pengalaman riil.

Contoh: anda merasa sebagai orang yang tidak memiliki rasa benci, tapi saat ini membenci seseorang. Jika muncul dan tidak disadari individu, dapat mengakibatkan ketegangan sehingga individu rentan akan anxiety.


  • Self Actualization

Manusia adalah makhluk yang bergerak maju kecenderungan dasar manusia adalah untuk mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan, memelihara & meningkatkan pengalaman).

  • Kebutuhan yang ada pada manusia untuk mencapai aktualisasi yakni:Kebutuhan pemeliharaan (maintenance) à memuaskan kebutuhan dasar.
  • Kebutuhan peningkatan diri (enhancement) à menjadi lebih baik, berkembang, mencapai tujuan.
  • Kebutuhan lain yaitu kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others) dan penerimaan positif dari diri sendiri (self regard).

Manusia tumbuh dari makhluk yang simpel ke kompleks, tergantung ke mandiri, kaku ke bebas dll. Tingkah laku yang dilatarbelakangi tendensi aktualisasi adalah tingkah laku yang ingin mencapai atau menyelesaikan sesuatu sehingga membuat hidup orang menjadi lebih berharga dan memuaskan. Ketika mencapai usia tertentu (adolescene) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.


  • Peranan Positiv Regard

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance love & affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard.

Positive regard terbagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Jika orang tua memberikan unconditional positive regard no need to deny experiences (Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan). Orang tua memberikan conditional positive regard denial of experiences karena manusia berusaha untuk mendapatkan love.


  • Karakteristik Fully functioning person

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being:

  • Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.

  • Kehidupan eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

  • Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

  • Perasaan bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan - paksaan atau rintangan - rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

  • Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri - ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.



Daftar Pustaka :