Dalam bahasa inggris kepribadian adalah personality. Istilah
ini dari bahasa Yunani “Persona”, yang berarti topeng. Istilah ini lalu
diadopsi oleh orang-orang roma daan mendapatkan konotasi baru yaitu “sebgaimana
seseorang nampak dihadapan orang lain”. Ini menunjukkan bahwa kepribadian
bukanlah diri orang tesebut yang sebenarnya.
Menurut Gordon W.Allport (1897-1967) yang menyatakn bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan.
Kata dinamis menunjukkan bahwa kebribadian dapat
berubah-ubah, dan antar berbagai
komponen pribadi yaitu sistem-sistem psikofisik terdapat hubungan yang erat.
Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama
mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuiakan diri dengan lingkungannya.
PENGUKURAN KEPRIBADIAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya sering kali
melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang. Hanya saja kita ikut
melakukannya berdasarkan ciri-ciri stereotipe dari ciri-ciri kelompok dimana
orang tersebut ikut sebagai anggotanya. Misalnya: orang kota itu individualis,
orang jawa halus, orang padang pelit, dan sebagainya.
Kita juga terkadang menilai orang berdasarkan apa yang kita
sukai atau tidak disukai. Penilaian ini
sangat menyesatkan dan disebut hallo effect. Selain itu kita menilai dengan baik atau buruk
pribadi orang tersebut.
Pengukuran kepribadian psikologi tidak bermaksud untuk
menerapkan label nilai-nilai moral( value label), tetapi untuk mendeskripsikan
perilaku seperti apa adanya. Ada tiga metode pengukuran kepribadian, yaitu:
A.
Metode Observasi
Seorang pengamat yang sudah terlatih dapat
melakukan observasi terhadap perilaku yang terjadi dalam keadaan normal/wajar,
situasi eksperimen, maupun dalam konteks suatu interview.
Informasi yang di dapat bisa di catat pada
suatu bagan yang di bakukan seperti pada rating scale(skala rating). Dengan
melakukan ini penilaian pengamat terhadap suatu perilaku dapat dicatat secara
sistematis.
B.
Metode Inventori
Metode ini mengandalkan pada hasil obsevasi
subjek terhadap dirinya sendirinya. Inventori merupakan pertanyaan-pertanyaan
atau pernyataan-pernyataan yang haru dipilih berdasarkan ciri-ciri yang ia
anggap ada pada dirinya. Alat-alat semacam itu, misalnya MMPI (Minessota Multiphasic Personality Inventory) yang terdiri
dari 550 pertanyaan. CPI (California
psychological Inventory), EPPS
(Edward Personal Schedule) merupakan contoh inventori yang banyak digunakan di
Indonesia.
C.
Teknik Proyektif
Asumsi dasarnya adalah bahwa untuk
memperoleh gambaran tetntang seseorang diperlukan kebebasan untuk
mendeskripsikan diri. Ini biasanya berupa suatu rangsangan (berbentuk gambaran)
yang sifatnya sangat ambigu, tidak jelas. Bila di hadapkan pada posisi ini ,
individu akan mencoba menerapkan persepsinya yang sudah di pengaruhi oleh
berbagai pengalamannya di masa lampau. Ekspresinya didalam mengungkapkan apa
yang dilihat bisa cukup bebas karena gambar itu bisa di tafsirkan sesuka hati
individu. Tes Rorchach (Tes Ro), mempuyai rangsangan dengan saraf ambiguitas
yang cukup tinggi. Rangsang-rangsang dalam tes Ro adalah berupa bercak-bercak
tinta, Tes Ro ini terkenal di Indonesia.
Daftar Pustaka :
Riyanti, Dwi. B. P., Prabowo, Hendro. (1998). psikologi umum 2. Universitas Gunadarma