Kamis, 12 Januari 2012

SEMINAR BATIK BEKASI


SEMINAR BATIK BEKASI
“Pengenalan Batik Bekasi dan Kontribusinya untuk Pengembangan Sektor Ekonomi Kreatif Indonesia”
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa negara kita indonesia mempunyai berbagai macam dan bentuk nilai-nilai sosial budaya yang beraneka ragam sesuai dengan ciri khas masing-masing daerah, salah satunya batik sebgai ciri khas bangsa indonesia. Kadang kita sebagai kaum generasi muda seakan terlena dan lupa tentang keberadaan nilai-nilai seni budaya di negara kita dan kadang acuh tak acuh dengan hal tersebut itu yang menyebabkan nilai budaya kita sampai di klaim oleh negara-negara lain karena kita tidak bisa menjaga dan melestarikan nilai  kebudayaan itu dengan baik sebagai generasi penerus yang seharusnya menjaga warisan nilai-nilai kebudayaan itu.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sitem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Batik merupakan salah satu warisan budaya indonesia yang sarat nilai dan kini sudah ciri khas bangsa. Semenjak diresmikan oleh UNESCO sebagai “Masterpieces Of The Oral and Intangible Heritage Of Humanity” ( Warisan Kebuadayaan Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi) pada tanggal 02 oktober 2009, masyarakat indonesia semakin bangga menggunakan Batik. Bahkan saat ini indonesia sudah  menjadi trend mode yang terkenal hingga manca negara.
Batik indonesia memiliki keanekaragaman motif dan corak khas yang menjadi identitas dari tiap daerah. Keanekaragaman inilah yang makin memperkaya khasan budaya kita. Diamana motif dan corak khas dari tiap-tiap daerah tersebut memiliki keunikan dan nilai unsur budaya masing-masing. Sehingga jarang ditemukan adanya corak mauun motif batik yang sama antar daerah satu dengan yang lain.
Begitu pun halnya denga kota Bekasi. Bekasi memiliki motif dan corak khas yang menggambarkan ciri kultur masyarakat Betawi yang ada di provins Jawa Barat. Batik dengan motif dan corak khas Bekasi ini diberi nama batik Tarawang. Keberadaan Batik Tarawang ini didasarkan pada sejarah Batik indonesia yang tercatat pada masa kolonial. Batik ini juga pernah di ikut sertakan dalam pameran Batik Jawa, yang diadakan pada tahun 1892, di Amsterdam, Belanda. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Bekasi. Dan dengan adanya batik Tarawang ini, sekaligus dapat menjadi identitas budaya bagi masyarakat Bekasi.


SEJARAH BATIK NUSANTARA DAN BEKASI
Kesenian Batik dalah kesenian gambar dia atas kain untuk pakaina yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini di bawa oleh mereka keluar kraton dan di kerjakan di tempat masing-masing.
Sejarah pembatikan di indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak di lakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di indonesia telah di kenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya  suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia ke satu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan enyebaran ajaran islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian batik menjadi alat perjuangan ekonomi olehb tokoh-tokoh pedagang muslim melawan perekonomian Belanda.
A. JAWA BARAT
Dilihat dengan peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-cerita yang turun-menurun dari terdahulu, maka di perkirakan di daerah Tasikmalaya batik dikenal sejak zaman “Tarumanegara” dimana peninggalan yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum di dapat disana yang berguna untuk pembuatan batik waktu itu. Desa penignggalan yang sekarang masih ada pembatikan dikerjakan ialah Wurug terkenal dengan batik kerajinannya, Sukapura, Mangunraja, Maronjaya, Tasikmalaya kota.
Pembatikan di kenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, sedang di daerah Cirebon batik ada kaitanya dengan kerajaan yang ada di daerah ini, yaitu Kanoman, ciri khas batik Cirebonan sebagai besar bermotifkan gambar yamng lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena di pengaruhi oleh alam pemikiran Cina, dimana kesultana Cirebon dahulu ernah menyunting putri Cina. Sementara batik Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo. Perajin batik di Bogor memakai motif hujan gerimis, kujang, serta kijang. Sedangkan Sumedang mengandalkan motif bunga wijaya kusuma. Dari kota Bandung, batik yang di hasilkan lebih kontemporer dengan motif geometris.
B. BEKASI
Pada sejarah batik Indonesia yang pernah tercatat ada masa kolonial. Batik yang diberi nama batik Tarawang tarawang tersebut pada tahun 1892 ernah di  ikut sertakan pada pameran batik Jawa di Amsterdam yang di Bekasi didasarkan selengarakan oleh seniman penulis Belanda di Amsterdam.
Batik tersebut di buat oleh penduduk etnis tionghoa, keluarga Tan-Tjeng-Kwat. Pada tahun 1860 bersama dengan batik lain, batik Tarawang (Batik Tarum) telah di produksi oleh Ny. Vincen Hegen istri pelukis Raden Saleh. Pada tahun 1931 seorang belanda – ir PAL mooyen yang tinggal di Bandung, pernah memimpin suatu pameran produksi Negara Hindia Belanda dan pernah mengoleksi batik Karawang atau batik Tarawang Tarum. Koleksi batiknya berupa kain alas meja pribadatan yang di pakai agama Budha yang disebut Tok-wi. Batik koleksi Mooyen inilah yang menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut untuk produksi.
PERKEMBANGAN BATIK BEKASI
Ketua yayasan Batik Jawa Barat Sendy Yusuf meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk membantu legalitas batik khas Bekasi. Menurut dia dukungan pemerinah sangant dibutuhkan bagi para perajin tersebut.
Sendy menjelaskan permasalahan legislitas tidak bisa di pandang sepele. Pemerintah harus lebih proaktif untuk melindungi hasil kreativitas warganya. Apalagi, dalam hal kerajinan batik Bekasi yang dasarnya mempresentasikan keseharian masyarakat di daerah itu.
Memperingati Hari Batik Indonesia yang jatuh pada 1 Oktober 2011 lalu, Disperindagkop Kota Bekasi, melalui Kepala Bidang UMKM Narlisman Nahar mengatakan, akan membuat sebuah terobosan untuk mengangkat produk batik khas Bekasi.
Menurut Narlisman, batik kota Bekasi memunyai corak yang unik dan menarik, dan ini kata dia, harus dikembangkan salah satunya dengan membuat program promosi secara berkala.”Diperindagkop memang pernah bertemu dengan beberapa pengrajin batik khas Bekasi, mereka mengeluhkan kurangnya perhatian Pemerintah kota Bekasi terhadap produk batinya. Spontan saya merespon aspirasi mereka, dan mudah-mudahan tahun ini kita bisa selenggarakan Batik Ekspo. Saya sudah bicarakan soal ini kepada Kepala Dinas perindagkop, termasuk juga dengan Pit Walikota Bekasi. “paparnya. Senin(3/10)
“Pemerintah Kabupaten Bekasi harus mendukung legalitas Batik Bekasi, karena batik Bekasi memiliki ciri khas kultur masyarakat betawi yang ada di Provinsi Jawa Barat. Bagaimanapun juga, kerajinan ini nantinya akan berdampak pad akemajuan ekonomi masyarakar sekitar,” ucapnnya saat mengunjungi ruang pamer Seraci Batik di Kampung Kebon Kelapa RT2/5 Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabuaten Bekasi, Rabu(1/6, Pikiran Rakyat).Batik Jawa Barat kini sudah berkembang di 23 kota dan kabupaten. Ragam batiknya semarak karena tiap daerah punya corak sendiri sesuai ke khasan wilayahnya, salah satunya Bekasi.